Minggu, 21 Februari 2010

next painting from *sy*

 
  
about the title, I have no idea yet...

Jumat, 19 Februari 2010

perkenalkan, namanya Rwanda...

 
 Rwanda
cat minyak diatas kanvas
50 x 60 cm
2010

Rabu, 17 Februari 2010

masih 99 persen dari *SY*

Awal 2010 mulai ngelukis lagi, setelah 2009 lalu sibuk bolak-balik JKT-MKS nemanin suami yang lagi kuliah S2nya.
Rada bingung juga mau ngelukis apa.  Tangan sudah kaku untuk pegang kuas dan mencampur cat minyak.  Jadi back to basic aja, yaitu ngelukis orang berkulit hitam (jadi teringat saat pertama kali ngelukis diatas kanvas 2008 lalu).  Black skin people is my favorite object actually!

Objek gambarnya masih dari catalog yang sama dengan lukisan Djibouti

 
  
  
 
belum nemu judul yang pas nih...

Sabtu, 13 Februari 2010

Dari Jendela Rumah

Akhirnya saya memilih warna hitam untuk warna latar lukisan "Dari Jendela Rumah". 

Mungkin ada yang bertanya, apa benar tampak dari jendela rumah saya seperti itu? bangunan tingkat dan padat? Oh...tentu saja tidak, itu hanya sebagai gambaran bahwa sekarang saya sudah pindah ke kota, dimana simbol kota biasanya digambarkan dengan bangunan tingkat dan padat :) . 

Sebelumnya saya tinggal di pelosok kota dan tengah hutan. Pemandangannya sangat jauh berbeda. tapi saya suka kedua-duanya, kota dan pelosok kampung, keduanya membuat saya rindu :)

Jumat, 12 Februari 2010

self portrait




















Anggie mencoba melukis sosok perempuan dalam pakaian adat "Baju Bodo".




















Wajahnya dia ambil dari foto close up dirinya sendiri.

menanti kelahiran




















sketsa "Menanti kelahiran"




















Menanti Kelahiran
cat minyak diatas kanvas

Kamis, 11 Februari 2010

Dari Jendela Rumah



Judul : Dari Jendela Rumah
media :cat akrilik diatas kanvas

Ide : Aktifitas sehari-hari saya sebagai seorang juru gambar teknik di sebuah perusaan konstruksi internasional. Rutinitas menggambar teknik, dimana semua ukuran dan skala sangat diperhitungkan. Desain menjadi batasan dan ketahanan bangunan pun diperhitungkan untuk keamanan bangunan dan pemakainya. Saya ingin sesuatu yang berada diluar itu, semuah rancangan bangunan tanpa harus bersusah-susah meperhitungkan ukuran dan kekuatan bangunan. Merancang bangunan tanpa batasan.

Walaupun ide bangunan-bangunan ini tidak murni dari kepala saya sendiri, melainkan hasil "jalan-jalan" via internet. Maka jadilah lukisan ini yang saya beri judul "Dari jendela rumah" saya membayangkan diri saya berada di balik sebuah jendela, memandang kearah luar kompleks, dimana semua bangunan tidak ada yang berdiri tegak dan lurus dengan sudut 90 derajat pada umumnya. Saya berada di sebuah kota yang bangunannya berwarna-warni, dengan jendela-jendela bahkan menara asimetris. Tidak ada yang lurus.

Progress:90% (saya masih akan merubah warna latar belakang dan menambahkan sulaman tangan di beberapa bagian sebagai sentuhan akhirnya)
Untuk pewarnaannya, saya kurang sreg dengan warna Kuning terang. Saya mau mennganti dengan warna lain. Untuk alternatif warna langit saya menggunakan photoshop untuk mempermudah melihat kombinasi warna apa yang "sreg" menurutku.

Background putih, jingga, hitam atau biru. Kita lihat saja nanti warna apa yang akan menjadi warna latar untuk lukisan ini :)




Rabu, 10 Februari 2010

Demi Masa-Raihan

2 malam yang lalu saya melanjutkan lukisan "Demi Masa". Saya mengerjakan malam-malam sambil mendengarkan siaran dari stasiun radio lokal di Makassar. Karena malam semakin larut dan sepertinya malam itu cuma 1 stasiun radio saja yang bertahan memutar lagu sampai tengah malam. Lagu yang diputar salah satunya berjudul Demi Masa, yang dinyanyika oleh kelompok nasyid asal Malaysia - Raihan. Kira-kira liriknya seperti ini :

Demi Masa

Artist: Raihan
Song Category: Nasyid


Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...

Yang beriman dan beramal saleh
Ah...


Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...
Nasihat kepada kebenaran dan kesabaran
Ah...


Gunakan kesempatan yang masih diberi
Moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan
Kerna ia takkan kembali


Ingat lima perkara, sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua, kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati


Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...
Yang beriman dan beramal saleh
Ah...

Apa kabar "Demi Masa"?

Alhamdulillah...akhirnya jariku yang keseleo pulih juga. Sempat bikin saya panik, bagaimana tidak? untuk mengetik, menggambar, klik mouse, hingga menjahit pun tak bisa. Setelah saya kompres dengan handuk dan digosok geliga serta istirahat  total beraktifitas akhirnya pulih juga. Terkilirnya kenapa? saya juga lupa, kemungkinan besar adalah karena habis membabat semak di halaman depan rumah atau 2x24 jam chat dengan teman-teman saya di Sorowako hanya jedah makan, sholat dan mandi  :p

Trus, lukisan-lukisan juga tadi saya lanjutkan,untuk lukisan "Awas Banjir, Sayang!" sementara saya tambahkan jahita-jahitan tangan, untuk lukisan "Demi Masa" saya mulai memberi warna pada sketsa saya yang di kanvas berbingkai bidangan itu :)

Progress : 75%

Selasa, 09 Februari 2010

Pulau Sulawesi versiku

Rencananya lukisan nanti saya mau lukis Pulau Sulawesi, semenjak lulus kuliah rasanya saya sudah tidak pernah lagi melihat-lihat gambar pulau kelahiran saya ini :(

Menurut sumber yang saya baca pada awalnya orang Portugis yang berhasil tiba di pulau ini memberi nama "Celebes" yang berarti susah dijangkau, karena pada saat pelaut Portugis menuju pulau ini mereka mengalami kesulitan menghadapi arus air laut di sekitar pulau ini. Kemudian dinamakan Sulawesi yang berasal dari kata Sula (Pulau) dan kata besi (iron) karana kayanya pulau ini akan mineral tambangnya.

Memindahkan gambar pulau Sulawesi ke kanvas menyadarkan saya ternyata pulau-pulau kecil sekitar Sulawesi banyak sekali.Dan juga menyadarkan saya untuk mengenal lebih jauh akan pulau ini.

Pulau Sulawesi versi saya ini tentunya tidak skalatis, saya hanya ingin membuat gambaran (mem-visualkan) perjalanan saya, mulai dari lahir di Sorowako yang terletak di pelosok selangkang pulau Sulawesi ,kemudian menuntut ilmu di ibukota Sulawesi Selatan, tinggal berdua dengan kakak perempuan saya dan ipar saya yang asli Bau-Bau, salah satu kota di Sulawesi Tenggara, kemudian setelah lulus saya kembali pulang ke tanah kelahiran saya di Sorowako, bekerja disana, bertemu dengan teman-teman baru.

Saya jadi ingat seorang teman bernama Billy yang baik hati, dia mau mengajarkan program menggambar peta di komputer kantor :) . tapi sekarang dia pindah duluan, katanya mau membangun kampung halamannya di Sangir (Sulawesi Utara).

Cita-cita saya yang belum kesampaian hingga saat ini adalah keliling pulau Sulawesi, mencoba semua makanan khas tiap daerah, mendaki puncak-puncak gunung ternama di pulau ini, berenang dan menyelam di taman laut yang kesohor, mengunjungi satu-persatu pulau-pulau kecilnya . Mudah-mudahan kesampaian, Amin! :)

Sebelum kepanjangan menghayal, mending saya mulai dengan kanvas kosong ini dulu :)



Balinesse Girl

behind the "Balinesse girl"


anggie lagi senyum-senyum sendiri melukis wajah gadis balinya di sanggar MakassArt Gallery .

Senin, 08 Februari 2010

anggie in action

mengukur kanvas, diawasi oleh pak ketua panitia


tinggal sedikit lagi kata Anggie

ini lukisannya (judulnya menyusul yah)

Minggu, 07 Februari 2010

Blink-Blink Whale

Judulnya Blink-Blink whale, salah satu lukisan yang masuk daftar big 8 of Yufinats :)

lukisan mix media pertamaku, awalnya cuman flat tanpa bintik-bintik dan manik-manik tapi saat itu saya mulai terinspirasi menimbulkan efek galaksi pada langit malamnya, jadilah manik-manik berwarna emas ini yang mewakili kilauan galaksi di pekatnya malam.

Ide lukisan ini adalah ketika membaca berita dan nonton tentang perburuan ikan paus di negara-negara maju. Dimana ikan paus diburu secara massal untuk kepentingan manusia (terutama untuk produk kecantikan yang banyak dikonsumsi oleh perempuan di seluruh dunia) padahal populasi ikan paus tidak berkembang cepat seperti populasi mamalia lainnya :(

Sedih membayangkan bagaimana nasib ikan-ikan paus lainnya, maka ikan paus yang saya gambarkan diatas adalah ikan paus terakhir yang ada di dunia, walaupun dia ikan paus terakhir yang diburu-buru oleh manusia tapi saya tidak mau menggambarkan dia sebagai ikan paus yang sedih dan murung, saya menghilangkan kesan kelam langit malam dengan kilauan manik-manik pengganti bintang, menghilangkan kesan suram akan kesedihan saya akan ikan perburuan liar ikan paus itu.

Lukisan ini menngunakan cat akrilik diatas kanvas, juga saya menambahkan manik-manik yang saya jahit tangan.

inspirasi saya ada di vladstudio, wikipedia dan NGC (national geographic channel)


Sabtu, 06 Februari 2010

ikan hias mbak Ana

karya mbak ana, cat miyak diatas kanvas
 
Header Image by Colorpiano Illustration